Dengan
mengetahui besarnya pendapatan nasional kita dapat mengetahui seberapa efisien
sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Selain itu, dengan pendapatan nasional dapat memberikan gambaran awal tentang tingkat kemakmuran
suatu negara, tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh suatu
perekonomian. Dan kita juga dapat mengetahui bagaimana kinerja sektor-sektor ekonomi
suatu negara.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan (income) adalah sejumlah uang yang diterima oleh sesorang atau
perusahaan dari berbagai sumber, misalnya: dalam bentuk sewa, gaji atau upah,
bunga dan laba atau dari penjualan produknya (untuk perusahaan)
Untuk memberikan gambaran tentang definisi pendapatan nasional, coba perhatikan
lagi tentang diagram aliran kegiatan ekonomi, disitu memeberikan gambaran
bagaimana para pelaku ekonomi ekonomi tersebut beriteraksi. Pelaku ekonomi
rumah tangga menyerahkan factor produksi kepada perusahaan untuk dikelola dan
diolah menjadi sejumlah produk (output), dari penyerahan factor produski
tersebut rumah tangga akan memperoleh pendapatan sebagai balas jasa berupa
sewa, gaji, bunga dan laba. Perusahaan akan memperoleh pendapatan dari hasil
penjualan produknya kepada konsumen. Uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk
pembelian barang dan jasa disebut pengeluaran konsumsi. Dari gambaran tersebut maka definisi
pendapatan nasional adalah:
·
Nilai seluruh produk (total output), yang
dihasilkan suatu negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun)
·
Jumlah seluruh pendapatan (total income) yang
diterima oleh pemilik faktor produksi selama periode tertentu (satu tahun)
·
Jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi (total
consumption) yaitu pengeluaran untuk memebeli barang dan hasa
B. Perhitungan Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga cara, hal ini
tergantung dari cara pandang atau pendekatan yang digunakan serta metode
perhitungannya.
1). Pendekatan Produksi
Dengan
menggunakan metode produksi, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
produksi barang dan jasa selama satu tahun (biasanya satu tahun kalender).
Volume produksi dihitung menurut sektor usaha dan dinilai dalam uang (Rp).
Hasil totalnya disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk keperluan ini perekonomian
Indonesia dibagi ke dalam sembilan sektor lapangan usaha. Kesembilan lapangan usaha ini
adalah:
a. Pertanian.
b. Pertambangan dan penggalian.
c. Industri.
d. Listrik, gas, dan air bersih.
e. Bangunan atau konstruksi.
f. Perdagangan, hotel, dan restoran.
g. Pengangkutan dan
komunikasi.
h. Keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan.
i. Jasa-jasa lain.
Setiap sektor tersebut masih
dibagi lagi ke dalam subsektor. Contoh sektor pertanian dibagi lagi menjadi
subsektor sebagai berikut.
a.Tanaman bahan makanan.
b.Tanaman perkebunan.
c. Peternakan dan hasil-hasilnya.
d.Hasil hutan.
e. Hasil perikanan.
Perhitungan pendapatan nasional dengan
cara produksi lebih banyak dilakukan di negara-negara berkembang. Dalam
masyarakat modern produksi terpisah dari konsumsi, bahkan produksi pun masih
dipisah-pisahkan lagi ke dalam bagian-bagian yang sangat keeil. Contohnya
pakaian yang kita beli di pasar atau di toko, terkandung produksi toko yang
menjualnya, seperti produksi tukang jahit, produksi pabrik tekstil, produksi
benang, dan produksi kapas. Dalam produksi kapas pun terkandung produksi pupuk
untuk tanaman kapas, produksi benih kapas, serta produksi obat pemberantas
hama kapas, dan demikian seterusnya. Dengan kata lain hasil produksi/output
perusahaan bisa menjadi bahan/input perusahaan lain. Output pabrik benang
menjadi input pabrik tekstil. Artinya, hasil penjualan tekstil yang diterima
perusahaan tekstil sudah terkandung harga bahan mentah berupa benang. Demikian
pula hasil penjualan pabrik pakaian jadi yang diterima perusahaan konveksi
(tukang jahit) terkandung pula harga bahan mentah berupa tekstil. Jika kamu
menjumlahkan produksi kapas (sektor pertanian), produksi benang (sektor
industri pengolahan), produksi tekstil (sektor industri pengolahan), dan
produksi pakaian jadi (sektor perdagangan), berarti kita menghitung satu jenis
barang secara berkali-kali. lnilah yang disebut perhitungan ganda (multiple
counting) yang paling sedikit menghitung dua kali (double counting).
Seharusnya harga setiap barang sudah
mencakup biaya bahan baku. Biaya tersebut dihitung pada setiap perusahaan dan
setiap sektor. Jadi, biaya atau harga bahan baku dikurangkan dari harga jual
produk perusahaan. Sisa pengurangan ini disebut nilai tambah (value added).
Nilai tambah merupakan sumbangan perusahaan terhadap produk nasional.
Contohnya adalah kegiatan produsen perabot
ruinah tangga, misalnya lemari. Kegiatan-kegiatan produsen antara lain menebang
kayu di hutan, 'menggergaji kayu hutan, membuat lemari di pabrik, dan menjual
lemari tersebut di toko mebel. Misalnya kegiatan tadi di dilakukan oleh empat
perusahaan yang berbeda. Perusahaan yang menebang kayu menjual kayunya kepada
penggergaji kayu sebesar Rp50.000. Papan yang digergaji tadi kemudian dijual
seharga Rp200.000, kepada pembuat perabot. Pembuat perabot setelah membuat
lemari kemudian menjualnya kepada toko perabot seharga Rp500.000,. Kemudian
toko perabot menjual lemari tadi seharga Rp800.000, kepada konsumen. Dari contoh
tadi kita akan lebih mudah menghitung nilai tambah dengan tabel berikut.
Tabel2.1 Contoh Menghitung Nilai
Tambah
No
|
Jenis Kegiatan
|
Nilai produksi
|
Nilai Tambah
|
1
2
3
4
|
Mengambil kayu dihutan
Menggergaji kayu
Membuat perabot
Menjual ke konsumen
|
Rp
50.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Rp 800.000
|
Rp
50.000
Rp 150.000
Rp 300.000
Rp 300.000
|
Jumlah nilai tambah
|
Rp 800.000
|
Jika dimisalkan pengambilan kayu
di hutan tidak dikenakan
pembayaran untuk menebang kayu di hutan, maka nilai tambah yang diciptakan
penebang kayu hutan adalah Rp50.000.
Secara keseluruhan nilai tambah
yang diciptakan oleh keempat kegiatan tadi diperoleh dari:
1. Penebang kayu Rp50.000
2.Penggergaji papan :
Rp200.000, - Rp50.000=Rp150.000
3. Pembuat perabot : Rp500.000, -
Rp200.000=Rp300.000
4.Toko perabot : Rp800.000, -
Rp500.000 = Rp300.000
Jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh keempat kegiatan itu adalah Rp800.000.
Dengan demikian, cara produksi
untuk menghitung pendapatan nasional dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai
tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian. Penggunaan cara
ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
Mengetahui besarnya sumbangan
berbagai sektor ekonomi dalam menghitung pendapatan nasional. .
Merupakan salah
satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali atau berkalikali. Karena
yang dihitung hanya nilai produk neto pada berbagai tahap proses produksi.
Dalam
perhitungan GDP ada beberapa kegiatan produksi yang tidak masuk dalam
perhitungan. Beberapa kegiatan tersebut sebagai berikut:
a. Pembayaran
transfer/pindahan, yaitu pemindahan sejumlah uang dari kantong yang satu ke
kantong yang lain tanpa disertai produksi. Misalnya pembayaran pensiun,
subsidi, undian, bunga atas utang negara, hadiah, warisan, dan sumbangan
bencana alamo
b. Kenaikan dan
penurunan nilai barang-barang modal karena inflasi atau depresiasi.
Transaksi saham
dan obligasi juga tidak diperhitungkan dalam GDP karena tidak berhubungan
dengan produksi baru.
c. Kegiatan-kegiatan ilegal, antara lain penyelundupan barang-barang
dagang, produksi ganja, dan heroin, serta kegiatan-kegiatan terlarang lainnya.
d. Perdagangan barang-barang bekas, yang berarti tidak ada penciptaan
produk baru. Misalnya kamu membeli komputer bekas, sepeda bekas, dan lain
sebagainya. Yang masuk dalam perhitungan pendapatan nasional adalah produksi baru.·
e. Kegiatan-kegiatan yang memang tidak dihitung, misalnya jasa ibu rumah
tangga yang mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah. Akan tetapi,
apabila ibu rumah tangga tersebut mencucikan pakaian ke tukang cuci serta
membayar upahnya, maka perbuatan tersebut dihitung dalam perhitungan sektor
jasa.
2). Pendekatan
Pengeluaran
Di negara-negara
yang perekonomiannya maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman,
pendekatan yang sering digunakan adalah dengan metode pengeluaran. Cara tersebut
lebih dapat memberikan keterangan-keterangan mengenai tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai. Keterangan-keterangan tersebut menggambarkan masalah ekonomi
suatu negara atau tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang
sedang dinikmati.
Ada empat unit
ekonomi yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara
pengeluaran, yaitu: .
a. Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga
Nilai belanja at
au pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen untuk membeli berbagai
jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan ditulis dengan huruf C (consumption).
Pendapatan yang
diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian,
membayar jasa angkutan, membiayai pendidikan anak, membeli kendaraan, dan
sebagainya. Akan tetapi, tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga
digolongk~m sebagai konsumsi, misalnya pengeluaran untuk mem- beli rumah
digolongkan sebagai investasi (I).
b. Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah
membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat, misalnya pengeluaran
untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, untuk membayar gaji
pegawai pemerintah, membayar polisi dan tentara, serta pengeluaran untuk mengembangkan
sarana dan prasarana. Semua pengeluaran tersebut dimasukkan ke dalam
pengeluaran pemerintah dan ditulis dengan huruf G (government expenditure).
Memberi
beasiswa, bantuan korban bencana alam, dan subsidi-subsidi pemerintah tidak
dimasukkan sebagai pengeluaran pemerintah atas pendapatan nasional, karena pengeluaran itu bukan untuk membeli barang
dan jasa, melainkan pembayarau transfer.
c. Investasi
Investasi
(I = investment) atau pembentukan modal sektor swasta adalah pengeluaran untuk
membeli barang modai yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan
datang. Contoh investasi ini antara lain membeli mesin, peralatan produksi,
membangun gedung perkantoran, dan mendirikan bangunan pabrik. Sekarang kamu
pasti paham kalau investasi merupakan pengeluaran yang dilakukan bukan untuk
konsumsi, melainkan untuk kegiatan produksi di waktu mendatang.
Pada dasarnya, investasi dibedakan atas tiga jenis pengeluaran sebagai
berikut.
1. Pengeluaran untuk barang modal dan peralatan produksi.
2. Perubahan-perubahan dalam nilai
investasi pada akhir tahun,
3) Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
d.
Ekspor Neto
Nilai
ekspor (X = export) yang dilakukan suatu negara dalam tahun tertentu dikurangi
nilai impor (M = import) dalam periode yang sarna dinamakan ekspor neto (X -
M). Ekspor suatu negara biasanya terdiri at as barang-barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam negeri. Oleh sebab itu, nilainya harus dihitung ke dalam
pendapatan nasional. Bagaimana dengan impor? Barang impor merupakan produksi
masyarakat negara lain sehingga tidak perlu dihitung dalam pendapatan nasional.
Yang perlu dihi,tung ke dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor neto, yaitu
ekspor setelah dikurangi dengan impor .
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran dalam perekonomian
terbuka dapat dirumuskan sebagai berikut
|
Keterangan:
Y National Income (Pendapatan Nasional).
C Consumption (pengeluaran konsumsi rumah tangga). I Investment'(pembentukan modal sektor swasta).
G Government Expenditure (pengeluaran pemerintah).
X Export
M Import
3). Pendekatan
Pendapatan
Pasti kamu pernah mempelajari tentang faktor produksi bukan? Faktor
produksi ada empat kelompok, yaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan
kewirausahaan/pengusaha. Apabila faktorfaktor produksi
tersebut digunakan dalam proses produksi, mereka akan memperoleh pendapatan
berupa balas jasa.
Bentuk-bentuk balas jasa dari faktor produksi tersebut adalah:
a.
Balas jasa dari tenaga kerja berupa upah dan gaji.
b. Tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa.
c.
Modal memperoleh bunga .
d. Kewirausahaan/pengusaha memperoleh keuntungan/laba.
Dari penjumlahan pendapatan-pendapatan tadi akan diperoleh nilai
pendapatan nasional yang berbeda dengannilai pendapatannasional berdasarkan
kedua pendekatanlainnya. Pendapatannasional dengan menjumlahkan balas jasa
faktor produksi disebut produk nasional menUfut harga faktor. Dengan demiKian,
menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional merupakan balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di
suatu negara selama satu tahun, yang dihitung dengan rumus:
|
Keterangan:
NI : National Income (Pendapatan Nasional).
W : Wages
(upah pekerja).
R : Rent
(sewa tanah).
I : Interest (bunga
modal).
π : Profit (Iaba
pengusaha).
Secara
konseptual ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sarna. Dengan
demikian, jumlah pengeluaran akan sarna dengan jumlah barang dan jasa akhir
yang dihasilkan dan harus sarna pula dengan jumlah balas jasa untuk
faktor-faktor produksi. Untuk sementara ini, Indonesia baru menggunakan
pendekatan pengeluaran dan produksi.
C. Konsep-Konsep Penting Mengenai
Pendapatan Nasional
1). Produk DomestikBruto {PDB}
Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP) menghitung nilai
barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun.
Barang dan jasa yang dihasilkan ini dihitung tanpa memerhatikan siapa pemilik
faktor produksi tersebut. Artinya, barang dan jasa tersebut bisa diproduksi
oleh warga negara yang bersangkutan maupun warga negara asing yang bekerja di
wilayah negara tersebut.
Pernahkah kamu
mendengar istilah "Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation
(MNC}?" Contoh perusahaan multinasional ini adalah Coca Cola atau Kentucky Fried Chicken (KFC) yang beroperasi di
beberapa negara. MNC membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai negara tempat beroperasinya perusahaan ini. MNC menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli di negara tersebut. MNC
tersebut membantu menambah barang atau jasa dan penggunaan tenaga kerja,
sehingga operasi perusahaan merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan
ekonomi suatu negara, serta nilai produksinya dihitung dalam Produk Domestik
Bruto. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic
Product/GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu
negara yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara
maupun orang asing yang tinggal di suatu negara tersebut. Berdasarkan
pengertian ini, maka penghasilan warga negara yang bekerja di luar negeri tidak
ikut diperhitungkan, tetapi penghasilan orang asing yang bekerja di negara
tersebut dimasukkan dalam perhitungan.
2). Produk
Nasional Bruto {PNB}
Produk Nasional Bruto/PNB (Gross
National Product/GNP), dihitung dengan menjumlahkan
nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang
tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Nilai produksi yang dihasilkan
oleh faktorfaktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung dalam Produk
Nasional Bruto.
Dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang
dihasilkan oleh faktorfaktor produksi milik penduduk negara lain. Jadi,
keuntungan perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia tidak dihitung
dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Sebaliknya, pendapatan pekerja-pekerja
Indonesia (TKI/TKW) yang bekerja di luar negeri misalnya: Arab Saudi , Malaysia
dimasukkan ke dalam perhitungan Produk Nasional Bruto Indonesia.
Secara matematis, yang membedakan antara PDB dengan PNB adalah pendapatan
neto atas faktor dari luar negeri (nett factor income from abroad). Variabel ini menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari faktor
produksi yang ada di luar negeri dikurangi pendapatan yang diperoleh dari faktor
produksi yang berasal dari orang asing di dalam negeri. Dengan demikian dapat
ditulis:
|
Keterangan:
PNB :
Produk Nasional Bruto
PDB : Produk domestik Bruto.
PFPN : Pendapatan Neto dari Luar Negeri.
Bila PNLN bernilai negatif, berarti pembayaran terhadapfaktor-faktor
pendapatan luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor
produksi dalam negeri yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Angka ini
menunjukkan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada ekspor faktor
produksi.
3). Produk Nasional Neto (PNN)
Angka-angka produk nasional di atas disebut
bruto, karena di dalamnya masih tercakup biaya produksi yang belum dipotong
yaitu penyusutan. Dalam setiap harga pasar, suatu barang mengandung nilai
depresiasi (penyusutan). Penyusutan sesungguhnya termasuk biaya produksi yang
hams diperhitungkan dalam harga pokok dan tidak dapat dihitung sebagai laba.
lndustri-industri akan menggunakan barang-barang modal (mesin, peralatan
produksi, bangunan, dan perabot kantor) untuk menghasilkan barang-barang. Nilai
barangbarang modal tersebut akan semakin susut (berkurang) dari satu periode
ke periode berikutnya. Susutnya nilai tersebut merupakan bagian dari ongkos
produksi. Oleh sebab itu, dalam setiap harga penjualan suatu barang dimasukkan
nilai depresiasi barang modal. Dengan kata lain, besarnya pendapatan nasional
pada harga pasar telah memasukkan nilai penyusutan barang modal yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional yang belum memperhitungkan
unsur depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB). Untuk memperoleh Produk
Nasional Neto/PNN (Net National Product/NNP) nilai depresiasi tadi harus dikurangkan dari Produk Nasional Bruto.
Persamaannya menjadi sebagai berikut.
|
4). Pendapatan Nasional Neto (PN)
Pendapatan Nasional Neto/PN (Net National Income/NNI) adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung
(misalnya cukai rokok, bea imp or, pajak penjualan, dan lain-lain) ditambah
subsidi.
|
Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan
balas jasa atas faktor produksi. Dan pajak memang diterima oleh
penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak
itu wajib diserahkan kepada pemerintah. Sedangkan subsidi harus ditambahkan
karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi
sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM, at au beras.
5).Pendapatan
Perseorangan ( Personal Income)
Pendapatan Perseorangan (Personal Income/PI) adalah bagian pendapatan
nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas
jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi. Tetapi tidak semua pendapatan
sampai ke tangan masyarakat karena masih dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran
pindahan/transfer (transfer payment) dan pendapatan bunga yang diperoleh dari
pemerintah dan konsumen. Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut.
|
6.
7.
6). Pendapatan Perseorangan Disposibel
Pendapatan
Personal Disposible ( Disposable Personal Income ) adalah pendapatan perseorangan
yang dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk
ditabung. Besarnya pendapatan perseorangan disposibel adalah pendapatan
perseorangan dikurangi pajak penghasilan.
|
PERHITUNGAN DARI GDP SAMPAI DISPOSABLE INCOME
7). Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata
penduduk suatu negara pada suatu negara pada waktu tertentu. Nilainya diperoleh
dari membagi nilai Produk Nasional Bruto at au Produk Domestik Bruto tahun
tertentu dengan jumlah penduduk pada tahuntersebut.
|
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai indikator pembangunan yang
menunjukkan tingkat kesejahteraan rakyat. Selain itu, pendapatan
per kapita sering ,digunakan untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi
antarnegara .
8). Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Konstan
Berdasarkan harga yang digunakan untuk menilai,pendapatan nasional dapat
dibedakan berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada masing-masing tahun
perhitungannya dan dapat pula dihitung berdasarkan tingkat harga konstan pada
tahun dasar tertentu. Pendapatan nasional pada harga berlaku (pendapatan
nasional nominal) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
dalam satu tahun serta dinilai menu rut harga-harga yang berlaku pada tahun
tersebut.
Sedangkan pendapatan nasional menurut harga konstan
(pendapatan nasional riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam satu tahun yang sudah dibandingkan dengan harga yang berlaku pada
tahun dasar. Apabila kita akan menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
negara, maka yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah pendapatan
nasional menurut harga konstan. Hal ini lebih mencerminkan kenaikan produksi
yang nyata atau dengan kat a lain menghilangkan unsur kenaikan harga (inflasi).
9). Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga
Faktor
Barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian dapat dinilai dengan menggunakan harga pasar dan harga faktor.
Suatu barang dinilai menurut harga pasar apabila perhitunga.n nilai barang itu
didasarkan pada harga yang dibayar oleh pembeli. Misalnya, seorang konsumen
membeli sepatu dengan harga Rp50.000, Dalam memperhitungkan nilai sepatu ini,
maka Rp50.000, merupakan sumbangan produksi sepatu terhadap pendapatan
nasional.
Apabila pendapatan nasional dihitung menurut harga faktor, maka sumbangan
sepatu atas pendapatan nasional bergantung pada jumlah pendapatan faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Misalnya
pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sepatu
tersebut sebesar Rp40.000,, maka nilai yang disumbangkan oleh sepatu adalah
Rp40.000.
D.
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
1). Mengetahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian
Dari hasil perhitungan pendapatan nasional dapat digolongkan suatu negara
sebagai negara pertanian, industri, atau jasa. Dapat
ditentukan pula besarnya sektor-sektor imlustri, pertanian, jasa,
pertambangan, dan lain-lain. Coba kamu buka lagi perhitungan PDB Indonesia pada kegiatan 2 di
depan. Termasuk negara apakah Indonesia, agraris atau
maritim, jasa atau industri? Sektor apakah yang memberi kontribusi terbesar
dalam PDB Indonesia?
Tiap-tiap sektor dan subsektor dalam ,PDB menghasilkan barang dan jasa.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun inilah yang dihitung
menjadi pendapatan nasional. Dari
Perincian sektor-sektor dan sub ektor-subsektor tersebut, kita dapat
mengetahui sumbangan masing-masing terhadap pendapatan nasional seluruhnya.
Selain pendapatan nasional, perhitungan PDB juga bisa digunakan untuk
menghitung pendapatan di provinsi-provinsi atau bahkan kabupaten-kabupaten yang
berupa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian, diharapkan
susunan perekonomian suatu provinsi juga dapat dianalisis strukturnya.
2). Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu
Data tentang pendapatan nasional biasanya dibuat setiap tahun, sehing
dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dari tahun ke
tahun. Perbandingan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
berikut.
a. Ada tidaknya kenaikan dan penurunan aktivitas
perekonomian.
b. Ada
tidaknya perubahan struktur ekonomi.
c. Pertambahan atau pengurangan kemakmuran materiil.
d. Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasarkan jumlah
penduduknya.
e. Pertambahan ataupun penurunan jumlah dan jenis lapangan kerja.
f. Dengan membandingkan GDP/GNP suatu tahun dengan tahun sebelumnya dapat
kita peroleh tingkat pertumbuhan ekonomi negara itu.
3). Membandingkan Perekonomian
Antarnegaral Antardaerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk
membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain dan antara
daerah/provinsi dengan provinsi/ daerah lain. Perbandingan ini berguna untuk
menilai seberapa jauh ketertinggalan atau kemaju'an suatu negara dibandingkan
dengan negara lainatau suatu daerah dengan daerah lain. Namun dengan
membandingkan pendapatan nasional (GNP/GDP) antara satu negara dengan negara
lain dapat menyesatkan kesimpulan yang kita ambil. Tidak berarti negara A yang
lebih besar pendapatan nasionalnya dibandingkan negara B menunjukkan bahwa
rakyat di negara A lebih makmur dibandingkan rakyat di negara B, tetapi harus
dilihat jumlah penduduk di masing-masing negara itu. Oleh karena itu, untuk
membandingkan perekonomian antarnegara yang dilihat adalah pendapatan per
kapitanya .
4)
Merumuskan Kebijakan Pemerintah .
Perhitungan
pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan
pemerintah.
Contoh:
a.
Apabila pemerintah menginginkan pertumbuhan PDB,
maka perhitungan pendapatan nasional inilah yang harus dilihat. Proporsi
masing-masing sektor yang harus diperhatikan.
b.
Jika terlihat sektor pertanian
dalam subsektor tanaman bahan makanan meningkat, maka pemerin'tah dapat
menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya saja, dapat at au tidak bahan
makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan seberapa besar yang masih
harus diimpor.
c.
Berdasarkan pertambahan
pendapatan per kapita, pemerintah juga dapat menentukan gambaran kebijakan
kependudukan dan penggunaan dana investasi.
5.). PDB dan Pendapatan Per Kapita di Beberapa Negara
Masalah yang biasa dihadapi oleh setiap pemerintahan di dunia ini adalah
bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini bukan pekerjaan
mudah tentunya, apalagi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, Banyak
upaya yang dilpkukan oleh pemerintah untuk bisa meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya, tetapi banyak kendala yang harus dihadapi. Peningkatan kesejahteraan
rakyat ini tetap menjadi prioritas utama bagi sebagian negara b~rkembang
termasuk Indonesia. Peningkatan kesejahteraan rakyat harus dilaksanakan
melalui pembangunan, terutama pembangunan di bidang ekonomi.
Pembangunan di bidang ekonomi harus dilakukan secara menyeluruh di
berbagai sektor, Indonesia memang dikenal dengan sektor agraris yang menjadi
tumpuan hidup rakyatnya. Tetapi usaha peningkatan pendapatan per kapita tidak
hanya dilaksanakan melalui sektor pertanian saja, melainkan melalui segala
sektor seperti perdagangan, industri, dan jasa. Pembangunan untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi di segala sektor akan mengakibatkan bertambahnya nilai PDB.
Jika nilai PDB meningkat, maka pendapatan per kapita masyarakat juga akan naik.
Bertambahnya pendapatan per kapita berarti meningkat pula kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Seperti tadi telah dibahas bahwa besarnya
pendapatan per kapita juga tergantung pada jumlah penduduk, maka
pemerintahterus berusaha untuk menekan pertumbuhan penduduk antara lain melalui
program keluarga berencana (KB).
Angka PDB ternyata belum memadai sebagai tolok ukur taraf hidup. Hal ini
karena kita belum mengetahui berapa jumlah masyarakat yang ikut menghasilkan
PDB tersebut. Selain itu, tidak diketahui pula banyaknya manusia yang harus
hidup dari PDB itu. Oleh karena itu, ukuran yang sering dipakai untuk
membandingkan taraf hidup di beberapa negara adalah pendapatan per kapita ..
Untuk membandingkan pendapatan per kapita antarnegara, maka pendapatan
per kapita setiap negara dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat (US$). Selain
itu, agar dapat menggambarkan perkembangan kemakmuran masyarakat, maka
pendapatan per kapita dihitung berdasarkan harga tetap (konstan). Masyarakat
dinilai mengalami pertambahan kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut
harga tetap atau pendapatan riil terus bertambah ..
Sekarang, bagaimana pendapatan per kapita negara kita jika dibandingkan
dengan pendapatan per kapita dari negara-negara lain? Harus kit a akui bahwa
pembangunan di Indonesia sebenarnya masih kalah cepat dari negara tetangga kita
seperti Malaysia atau Thailand . Apalagi dengan adanya resesi ekonomi tahun 1998 yang telah menurunkan kinerja perekonomian negara
kit a dan sebagian kemajuan yang sebelumnya telah kit a raib. dengan susah
payah. Akibatnya, tidak hanya Tliailand dan Malaysia yang sulit terkejar,
negara yang tidak terkena krisis seperti Cina juga makin jauh melampaui
Indonesia.
Untuk menunjukkan golongan pendapatan per kapita di berbagai negara,
untuk tahun 2004 Bank Dunia membedakan ke
dalam empat kategori berikut.
1. Golongan
negara dengan pendapatan rendah (low income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan
kurang dari US$ 825.
2. Golongan
negara dengan pendapatan menengah yang rendah (low middle-income countries), yaitu kelompok
negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US$826-US$3,225.
3. Golongan
negara dengan pendapatan menengah yang tinggi (upper middle-income countries), yaitu kelompok
negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US$3,226 - US$10,065.
0 komentar: