Ads

Ads

Selasa, 03 Mei 2016

PENDAPATAN NASIONAL

Posted by Unknown at 21.38.00 0 Comments



Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional kita dapat mengetahui seberapa efisien sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu, dengan pendapatan nasional dapat memberikan  gambaran awal tentang tingkat kemakmuran suatu negara, tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh suatu perekonomian. Dan kita juga dapat mengetahui bagaimana kinerja sektor-sektor ekonomi suatu negara.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan (income) adalah sejumlah uang yang diterima oleh sesorang atau perusahaan dari berbagai sumber, misalnya: dalam bentuk sewa, gaji atau upah, bunga dan laba atau dari penjualan produknya (untuk perusahaan)
Untuk memberikan gambaran tentang definisi pendapatan nasional, coba perhatikan lagi tentang diagram aliran kegiatan ekonomi, disitu memeberikan gambaran bagaimana para pelaku ekonomi ekonomi tersebut beriteraksi. Pelaku ekonomi rumah tangga menyerahkan factor produksi kepada perusahaan untuk dikelola dan diolah menjadi sejumlah produk (output), dari penyerahan factor produski tersebut rumah tangga akan memperoleh pendapatan sebagai balas jasa berupa sewa, gaji, bunga dan laba. Perusahaan akan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produknya kepada konsumen. Uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk pembelian barang dan jasa disebut pengeluaran konsumsi. Dari gambaran tersebut maka definisi pendapatan nasional adalah:
·         Nilai seluruh produk (total output), yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun)
·         Jumlah seluruh pendapatan (total income) yang diterima oleh pemilik faktor produksi selama periode tertentu (satu tahun)
·         Jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi (total consumption) yaitu pengeluaran untuk memebeli barang dan hasa

B. Perhitungan Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga cara, hal ini tergantung dari cara pandang atau pendekatan yang digunakan serta metode perhitungannya.
1).  Pendekatan Produksi
Dengan menggunakan metode produksi, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan produksi barang dan jasa selama satu tahun (biasanya satu tahun kalender). Volume produksi dihitung menurut sektor usaha dan dinilai dalam uang (Rp). Hasil totalnya disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk keperluan ini perekonomian Indonesia dibagi ke dalam sembilan sektor lapangan usaha. Kesembilan lapangan usaha ini adalah:
a. Pertanian.
b. Pertambangan dan penggalian.
c. Industri.
d. Listrik, gas, dan air bersih.
e. Bangunan atau konstruksi.
f. Perdagangan, hotel, dan restoran.
g. Pengangkutan dan komunikasi.
h. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
i. Jasa-jasa lain.
Setiap sektor tersebut masih dibagi lagi ke dalam subsektor. Contoh sektor pertanian dibagi lagi menjadi subsektor sebagai berikut.
a.Tanaman bahan makanan.
b.Tanaman perkebunan.
c. Peternakan dan hasil-hasilnya.
d.Hasil hutan.
e. Hasil perikanan.
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara produksi lebih banyak dilakukan di negara-negara berkembang. Dalam masyarakat modern produksi terpisah dari konsumsi, bahkan produksi pun masih dipisah-pisahkan lagi ke dalam bagian-bagian yang sangat keeil. Contohnya pakaian yang kita beli di pasar atau di toko, terkandung produksi toko yang menjualnya, seperti produksi tukang jahit, produksi pabrik tekstil, produksi benang, dan produksi kapas. Dalam produksi kapas pun terkandung produksi pupuk untuk tanaman kapas, produksi benih kapas, serta produksi obat pem­berantas hama kapas, dan demikian seterusnya. Dengan kata lain hasil pro­duksi/output perusahaan bisa menjadi bahan/input perusahaan lain. Output pabrik benang menjadi input pabrik tekstil. Artinya, hasil penjualan tekstil yang diterima perusahaan tekstil sudah terkandung harga bahan mentah berupa benang. Demikian pula hasil penjualan pabrik pakaian jadi yang diterima perusa­haan konveksi (tukang jahit) terkandung pula harga bahan mentah berupa tekstil. Jika kamu menjumlahkan produksi kapas (sektor pertanian), produksi benang (sektor industri pengolahan), produksi tekstil (sektor industri pengolahan), dan produksi pakaian jadi (sektor perdagangan), berarti kita menghitung satu jenis barang secara berkali-kali. lnilah yang disebut perhitungan ganda (multiple counting) yang paling sedikit menghitung dua kali (double counting).
Seharusnya harga setiap barang sudah mencakup biaya bahan baku. Biaya tersebut dihitung pada setiap perusahaan dan setiap sektor. Jadi, biaya atau harga bahan baku dikurangkan dari harga jual produk perusahaan. Sisa pengurangan ini disebut nilai tambah (value added). Nilai tambah merupakan sumbangan perusahaan terhadap produk nasional.
Contohnya adalah kegiatan produsen perabot ruinah tangga, misalnya lemari. Kegiatan-kegiatan produsen antara lain menebang kayu di hutan, 'menggergaji kayu hutan, membuat lemari di pabrik, dan menjual lemari tersebut di toko mebel. Misalnya kegiatan tadi di dilakukan oleh empat perusahaan yang berbeda. Perusahaan yang menebang kayu menjual kayunya kepada peng­gergaji kayu sebesar Rp50.000. Papan yang digergaji tadi kemudian dijual seharga Rp200.000, kepada pembuat perabot. Pembuat perabot setelah mem­buat lemari kemudian menjualnya kepada toko perabot seharga Rp500.000,. Kemudian toko perabot menjual lemari tadi seharga Rp800.000, kepada konsumen. Dari contoh tadi kita akan lebih mudah menghitung nilai tambah dengan tabel berikut.
Tabel2.1 Contoh Menghitung Nilai Tambah
No
Jenis Kegiatan
Nilai produksi
Nilai Tambah
1
2
3
4
Mengambil kayu dihutan
Menggergaji kayu
Membuat perabot
Menjual ke konsumen
Rp  50.000
Rp 200.000
Rp 500.000
Rp 800.000
Rp  50.000
Rp 150.000
Rp 300.000
Rp 300.000

Jumlah nilai tambah

Rp 800.000


Jika dimisalkan pengambilan kayu di hutan tidak dikenakan pembayaran untuk menebang kayu di hutan, maka nilai tambah yang diciptakan penebang kayu hutan adalah Rp50.000.
Secara keseluruhan nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan tadi diperoleh dari:
1. Penebang kayu Rp50.000
2.Penggergaji papan : Rp200.000, - Rp50.000=Rp150.000
3. Pembuat perabot : Rp500.000, - Rp200.000=Rp300.000
4.Toko perabot : Rp800.000, - Rp500.000       = Rp300.000
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh keempat kegiatan itu adalah Rp800.000.
Dengan demikian, cara produksi untuk menghitung pendapatan nasional dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian. Penggunaan cara ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
Mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi dalam menghitung pendapatan nasional.    .
Merupakan salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali atau berkali­kali. Karena yang dihitung hanya nilai produk neto pada berbagai tahap proses produksi.
Dalam perhitungan GDP ada beberapa kegiatan produksi yang tidak masuk dalam perhitungan. Beberapa kegiatan tersebut sebagai berikut:
a. Pembayaran transfer/pindahan, yaitu pemindahan sejumlah uang dari kantong yang satu ke kantong yang lain tanpa disertai produksi. Misalnya pembayaran pensiun, subsidi, undian, bunga atas utang negara, hadiah, warisan, dan sumbangan bencana alamo
b. Kenaikan dan penurunan nilai barang-barang modal karena inflasi atau depresiasi.
Transaksi saham dan obligasi juga tidak diperhitungkan dalam GDP karena tidak berhubungan dengan produksi baru.
c. Kegiatan-kegiatan ilegal, antara lain penyelundupan barang-barang dagang, produksi ganja, dan heroin, serta kegiatan-kegiatan terlarang lainnya.
d. Perdagangan barang-barang bekas, yang berarti tidak ada penciptaan produk baru. Misalnya kamu membeli komputer bekas, sepeda bekas, dan lain sebagainya. Yang masuk dalam per­hitungan pendapatan nasional adalah produksi baru.·
e. Kegiatan-kegiatan yang memang tidak dihitung, misalnya jasa ibu rumah tangga yang mencuci pakaian, me­masak, dan membersihkan rumah. Akan tetapi, apabila ibu rumah tangga tersebut mencucikan pakaian ke tu­kang cuci serta membayar upahnya, maka perbuatan tersebut dihitung dalam perhitungan sektor jasa.

2). Pendekatan Pengeluaran
Di negara-negara yang perekonomiannya maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, pendekatan yang sering digunakan adalah dengan metode pengeluaran. Cara ter­sebut lebih dapat memberikan keterangan-keterangan mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai. Keterangan-keterangan tersebut menggambarkan masalah ekonomi suatu negara atau tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati.
Ada empat unit ekonomi yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran, yaitu:   .
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Nilai belanja at au pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga dan ditulis dengan huruf C (consumption).
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, membayar jasa ang­kutan, membiayai pendidikan anak, mem­beli kendaraan, dan sebagainya. Akan tetapi, tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongk~m sebagai kon­sumsi, misalnya pengeluaran untuk mem- beli rumah digolongkan sebagai investasi (I).
b. Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat, misalnya pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, untuk membayar gaji pegawai pemerintah, membayar polisi dan tentara, serta pengeluaran untuk me­ngembangkan sarana dan prasarana. Semua pengeluaran tersebut dimasukkan ke dalam pengeluaran pemerintah dan ditulis dengan huruf G (government expenditure).
Memberi beasiswa, bantuan korban bencana alam, dan subsidi-subsidi peme­rintah tidak dimasukkan sebagai pengeluar­an pemerintah atas pendapatan nasional, karena pengeluaran itu bukan untuk membeli barang dan jasa, melainkan pembayarau transfer.
c. Investasi
Investasi (I = investment) atau pembentukan modal sektor swasta adalah pengeluaran untuk membeli barang modai yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang. Contoh investasi ini antara lain membeli mesin, peralatan produksi, membangun gedung perkantoran, dan mendirikan bangunan pabrik. Sekarang kamu pasti paham kalau investasi merupakan pengeluaran yang dilakukan bukan untuk konsumsi, melainkan untuk kegiatan produksi di waktu mendatang.
Pada dasarnya, investasi dibedakan atas tiga jenis pengeluaran sebagai berikut.
1. Pengeluaran untuk barang modal dan peralatan produksi.
2.   Perubahan-perubahan dalam nilai investasi pada akhir tahun,
3) Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
d. Ekspor Neto
Nilai ekspor (X = export) yang dilakukan suatu negara dalam tahun tertentu dikurangi nilai impor (M = import) dalam periode yang sarna dinamakan ekspor neto (X - M). Ekspor suatu negara biasanya terdiri at as barang-barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh sebab itu, nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional. Bagaimana dengan impor? Barang impor merupakan produksi masyarakat negara lain sehingga tidak perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Yang perlu dihi,tung ke dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor neto, yaitu ekspor setelah dikurangi dengan impor .
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran dalam perekonomian terbuka dapat dirumuskan sebagai berikut


Y = C + I + G + ( X – M )
 
 


Keterangan:
                    Y             National Income (Pendapatan Nasional).
                    C Consumption (pengeluaran konsumsi rumah tangga).                        I           Investment'(pembentukan modal sektor swasta).
                    G             Government Expenditure (pengeluaran pemerintah).
                    X Export
                    M Import

3). Pendekatan Pendapatan

Pasti kamu pernah mempelajari tentang faktor produksi bukan? Faktor produksi ada empat ke­lompok, yaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan/pengusaha. Apabila faktor­faktor produksi tersebut digunakan dalam proses produksi, mereka akan memperoleh pendapatan berupa balas jasa.
Bentuk-bentuk balas jasa dari faktor produksi tersebut adalah:
a.        Balas jasa dari tenaga kerja berupa upah dan gaji.
b.       Tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa.
c.        Modal memperoleh bunga .
d.       Kewirausahaan/pengusaha memperoleh keuntungan/laba.

Dari penjumlahan pendapatan-pendapatan tadi akan diperoleh nilai pendapatan na­sional yang berbeda dengannilai pendapatannasional berdasarkan kedua pendekatanlain­nya. Pendapatannasional dengan menjumlahkan balas jasa faktor produksi disebut produk nasional menUfut harga faktor. Dengan demiKian, menurut pendekatan pendapatan, pen­dapatan nasional merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara selama satu tahun, yang dihitung dengan rumus:



NI = W + R + I + π
 
 



Keterangan:
NI :      National Income (Pendapatan Nasional).
      W :      Wages (upah pekerja).
                        R  :      Rent (sewa tanah).
                        I   :       Interest (bunga modal).
                        π  :       Profit (Iaba pengusaha).


Secara konseptual ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sarna. Dengan demikian, jumlah pengeluaran akan sarna dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sarna pula dengan jumlah balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Untuk sementara ini, Indonesia baru menggunakan pendekatan pengeluaran dan produksi.
C. Konsep-Konsep Penting Mengenai Pendapatan Nasional
1). Produk DomestikBruto {PDB}
Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP) menghitung nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun. Barang dan jasa yang dihasilkan ini dihitung tanpa memer­hatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Artinya, barang dan jasa tersebut bisa di­produksi oleh warga negara yang bersangkutan maupun warga negara asing yang bekerja di wilayah negara tersebut.
Pernahkah kamu mendengar istilah "Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation (MNC}?" Contoh perusahaan multinasional ini adalah Coca Cola atau Kentucky Fried Chicken (KFC) yang beroperasi di beberapa negara. MNC membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara tempat beroperasinya perusahaan ini. MNC menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli di negara tersebut. MNC tersebut membantu menambah barang atau jasa dan penggunaan tenaga kerja, sehingga operasi perusahaan merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara, serta nilai produksinya dihitung dalam Produk Domestik Bruto. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing yang tinggal di suatu negara tersebut. Berdasarkan pengertian ini, maka penghasilan warga negara yang bekerja di luar negeri tidak ikut diperhitungkan, tetapi penghasilan orang asing yang bekerja di negara tersebut dimasukkan dalam perhitungan.
2). Produk Nasional Bruto {PNB}
Produk Nasional Bruto/PNB (Gross National Product/GNP), dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri. Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor­faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung dalam Produk Nasional Bruto.
Dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang dihasilkan oleh faktor­faktor produksi milik penduduk negara lain. Jadi, keuntungan perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia tidak dihitung dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Sebaliknya, pendapatan pekerja-pekerja Indonesia (TKI/TKW) yang bekerja di luar negeri misalnya: Arab Saudi , Malaysia dimasukkan ke dalam perhitungan Produk Nasional Bruto Indonesia.
Secara matematis, yang membedakan antara PDB dengan PNB adalah pendapatan neto atas faktor dari luar negeri (nett factor income from abroad). Variabel ini menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang ada di luar negeri dikurangi pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang berasal dari orang asing di dalam negeri. Dengan demikian dapat ditulis:


PNB = PDB + PNLN
 
 


Keterangan:
PNB : Produk Nasional Bruto
PDB : Produk domestik Bruto.
PFPN : Pendapatan Neto dari Luar Negeri.
Bila PNLN bernilai negatif, berarti pembayaran terhadapfaktor-faktor pendapatan luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi dalam negeri yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Angka ini menunjukkan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada ekspor faktor produksi.
                          
3). Produk Nasional Neto (PNN)
Angka-angka produk nasional di atas disebut bruto, karena di dalamnya masih tercakup biaya produksi yang belum dipotong yaitu penyusutan. Dalam setiap harga pasar, suatu barang mengandung nilai depresiasi (penyusutan). Penyusutan sesungguhnya termasuk biaya produksi yang hams diperhitungkan dalam harga pokok dan tidak dapat dihitung sebagai laba. lndustri-industri akan menggunakan barang-barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan, dan perabot kantor) untuk menghasilkan barang-barang. Nilai barang­barang modal tersebut akan semakin susut (berkurang) dari satu periode ke periode berikutnya. Susutnya nilai tersebut merupakan bagian dari ongkos produksi. Oleh sebab itu, dalam setiap harga penjualan suatu barang dimasukkan nilai depresiasi barang modal. Dengan kata lain, besarnya pendapatan nasional pada harga pasar telah memasukkan nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional yang belum memperhitungkan unsur depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB). Untuk memperoleh Produk Nasional Neto/PNN (Net National Product/NNP) nilai depresiasi tadi harus dikurangkan dari Produk Nasional Bruto. Persamaannya menjadi sebagai berikut.


PNN = PNB - Depresiasi
 
 


      4).    Pendapatan Nasional Neto (PN)
Pendapatan Nasional Neto/PN (Net National Income/NNI) adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung (misalnya cukai rokok, bea imp or, pajak penjualan, dan lain-lain) ditambah subsidi.


PN = PNN – Pajak tidak langsung + Subsidi
 
 


                                                           
Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Dan pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah. Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM, at au beras.

5).Pendapatan Perseorangan ( Personal Income)

Pendapatan Perseorangan (Personal Income/PI) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi. Tetapi tidak semua pendapatan sampai ke tangan masyarakat karena masih dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer (transfer payment) dan pendapatan bunga yang diperoleh dari pemerintah dan konsumen. Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut.


PI = NNI – (laba ditahan + asuaransi jaminan social) + 
        (transfer payment + pendapatan bunga)
 
 



6. 
7. 


6). Pendapatan Perseorangan Disposibel

Pendapatan Personal Disposible ( Disposable Personal Income ) adalah pendapatan per­seorangan yang dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya pendapatan perseorangan disposibel adalah pendapatan perseorangan dikurangi pajak penghasilan.


Personal Disposible = Personal Income – Pajak pengasilan
 
 












PERHITUNGAN DARI GDP SAMPAI DISPOSABLE INCOME


 


















7). Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu negara pada waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi nilai Produk Nasional Bruto at au Produk Domestik Bruto tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahuntersebut.

 
 



Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai indikator pembangunan yang menunjukkan tingkat kesejahteraan rakyat. Selain itu, pendapatan per kapita sering ,digunakan untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antarnegara .

8). Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Konstan
Berdasarkan harga yang digunakan untuk menilai,pendapatan nasional dapat di­bedakan berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada masing-masing tahun perhitungannya dan dapat pula dihitung berdasarkan tingkat harga konstan pada tahun dasar tertentu. Pendapatan nasional pada harga berlaku (pendapatan nasional nominal) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun serta dinilai menu rut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.
Sedangkan pendapatan nasional menurut harga konstan (pendapatan nasional riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun yang sudah dibandingkan dengan harga yang berlaku pada tahun dasar. Apabila kita akan menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah pendapatan nasional menurut harga konstan. Hal ini lebih mencerminkan kenaikan produksi yang nyata atau dengan kat a lain menghilangkan unsur kenaikan harga (inflasi).
9). Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor
Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan meng­gunakan harga pasar dan harga faktor. Suatu barang dinilai menurut harga pasar apabila perhitunga.n nilai barang itu didasarkan pada harga yang dibayar oleh pembeli. Misalnya, seorang konsumen membeli sepatu dengan harga Rp50.000, Dalam memperhitungkan nilai sepatu ini, maka Rp50.000, merupakan sumbangan produksi sepatu terhadap pendapatan nasional.
Apabila pendapatan nasional dihitung menurut harga faktor, maka sumbangan sepatu atas pendapatan nasional bergantung pada jumlah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Misalnya pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sepatu tersebut sebesar Rp40.000,, maka nilai yang disumbangkan oleh sepatu adalah Rp40.000.

D. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
1). Mengetahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian
Dari hasil perhitungan pendapatan nasional dapat digolongkan suatu negara sebagai negara pertanian, industri, atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor imlustri, pertanian, jasa, pertambangan, dan lain-lain. Coba kamu buka lagi perhitungan PDB Indonesia pada kegiatan 2 di depan. Termasuk negara apakah Indonesia, agraris atau maritim, jasa atau industri? Sektor apakah yang memberi kontribusi terbesar dalam PDB Indonesia?
Tiap-tiap sektor dan subsektor dalam ,PDB menghasilkan barang dan jasa. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun inilah yang dihitung menjadi pendapatan nasional. Dari
Perincian sektor-sektor dan sub ektor-subsektor tersebut, kita dapat mengetahui sumbangan masing-masing terhadap pendapatan nasional seluruhnya.
Selain pendapatan nasional, perhitungan PDB juga bisa digunakan untuk menghitung pendapatan di provinsi-provinsi atau bahkan kabupaten-kabupaten yang berupa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian, diharapkan susunan perekonomian suatu provinsi juga dapat dianalisis strukturnya.
2). Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu
Data tentang pendapatan nasional biasanya dibuat setiap tahun, sehing dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi sebagai berikut.
a. Ada tidaknya kenaikan dan penurunan aktivitas perekonomian.
b.  Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi.
c.       Pertambahan atau pengurangan kemakmuran materiil.
d.      Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasarkan jumlah penduduknya.
e.       Pertambahan ataupun penurunan jumlah dan jenis lapangan kerja.
f.       Dengan membandingkan GDP/GNP suatu tahun dengan tahun sebelumnya dapat kita peroleh tingkat pertumbuhan ekonomi negara itu.
3).  Membandingkan Perekonomian Antarnegaral Antardaerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain dan antara daerah/provinsi dengan provinsi/ daerah lain. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh ketertinggalan atau kemaju'an suatu negara dibandingkan dengan negara lainatau suatu daerah dengan daerah lain. Namun dengan membandingkan pendapatan nasional (GNP/GDP) antara satu negara dengan negara lain dapat menyesatkan kesimpulan yang kita ambil. Tidak berarti negara A yang lebih besar pendapatan nasionalnya dibandingkan negara B menunjukkan bahwa rakyat di negara A lebih makmur dibandingkan rakyat di negara B, tetapi harus dilihat jumlah penduduk di masing-masing negara itu. Oleh karena itu, untuk membandingkan perekonomian antarnegara yang dilihat adalah pendapatan per kapitanya .
4)      Merumuskan Kebijakan Pemerintah   .
Perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Contoh:
a.        Apabila pemerintah menginginkan pertumbuhan PDB, maka perhitungan pendapatan nasional inilah yang harus dilihat. Proporsi masing-masing sektor yang harus diper­hatikan.
b.        Jika terlihat sektor pertanian dalam subsektor tanaman bahan makanan meningkat, maka pemerin'tah dapat menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya saja, dapat at au tidak bahan makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan seberapa besar yang masih harus diimpor.
c.        Berdasarkan pertambahan pendapatan per kapita, pemerintah juga dapat menentukan gambaran kebijakan kependudukan dan penggunaan dana investasi.
5.). PDB dan Pendapatan Per Kapita di Beberapa Negara
Masalah yang biasa dihadapi oleh setiap pemerintahan di dunia ini adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini bukan pekerjaan mudah tentunya, apalagi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, Banyak upaya yang dilpkukan oleh pemerintah untuk bisa meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, tetapi banyak kendala yang harus dihadapi. Peningkatan kesejahteraan rakyat ini tetap menjadi prioritas utama bagi sebagian negara b~rkembang termasuk Indonesia. Peningkatan kesejahteraan rakyat harus dilaksanakan melalui pembangunan, terutama pembangunan di bidang ekonomi.
Pembangunan di bidang ekonomi harus dilakukan secara menyeluruh di berbagai sektor, Indonesia memang dikenal dengan sektor agraris yang menjadi tumpuan hidup rakyatnya. Tetapi usaha peningkatan pendapatan per kapita tidak hanya dilaksanakan melalui sektor pertanian saja, melainkan melalui segala sektor seperti perdagangan, industri, dan jasa. Pembangunan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di segala sektor akan mengakibatkan bertambahnya nilai PDB. Jika nilai PDB meningkat, maka pendapatan per kapita masyarakat juga akan naik. Bertambahnya pendapatan per kapita berarti meningkat pula kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Seperti tadi telah dibahas bahwa besarnya pendapatan per kapita juga tergantung pada jumlah penduduk, maka pemerintahterus berusaha untuk menekan pertumbuhan penduduk antara lain melalui program keluarga berencana (KB).
Angka PDB ternyata belum memadai sebagai tolok ukur taraf hidup. Hal ini karena kita belum mengetahui berapa jumlah masyarakat yang ikut menghasilkan PDB tersebut. Selain itu, tidak diketahui pula banyaknya manusia yang harus hidup dari PDB itu. Oleh karena itu, ukuran yang sering dipakai untuk membandingkan taraf hidup di beberapa negara adalah pendapatan per kapita ..
Untuk membandingkan pendapatan per kapita antarnegara, maka pendapatan per kapita setiap negara dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat (US$). Selain itu, agar dapat menggambarkan perkembangan kemakmuran masyarakat, maka pendapatan per kapita dihitung berdasarkan harga tetap (konstan). Masyarakat dinilai mengalami pertambahan kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan riil terus bertambah ..
Sekarang, bagaimana pendapatan per kapita negara kita jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita dari negara-negara lain? Harus kit a akui bahwa pembangunan di Indonesia sebenarnya masih kalah cepat dari negara tetangga kita seperti Malaysia atau Thailand . Apalagi dengan adanya resesi ekonomi tahun 1998 yang telah menurunkan kinerja perekonomian negara kit a dan sebagian kemajuan yang sebelumnya telah kit a raib. dengan susah payah. Akibatnya, tidak hanya Tliailand dan Malaysia yang sulit terkejar, negara yang tidak terkena krisis seperti Cina juga makin jauh melampaui Indonesia.
Untuk menunjukkan golongan pendapatan per kapita di berbagai negara, untuk tahun 2004 Bank Dunia membedakan ke dalam empat kategori berikut.
1.       Golongan negara dengan pendapatan rendah (low income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan kurang dari US$ 825.
2.       Golongan negara dengan pendapatan menengah yang rendah (low middle-income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US$826-US$3,225.
3.       Golongan negara dengan pendapatan menengah yang tinggi (upper middle-income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US$3,226­ - US$10,065.
4.       Golongan negara kaya (high income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan per kapita US$10,066 atau lebih. 

Tags:

Share This Post

Get Updates

Subscribe to our Mailing List. We'll never share your Email address.

0 komentar:

Recent Articles

Labels

Text Widget

Blogroll

Recent News

Powered by Blogger.
back to top